#Attribution1 { height:0px; visibility:hidden; display:none }
Koneksi internet anda terputus. Tunggu dan coba lagi , atau Refresh Halaman.

Motivasi islam : Membangun kesucian hati




 “Ingatlah bahwa dalam tubuh itu ada sekerat daging, jika ia baik, maka baiklah jasad seluruhnya, jika ia rusak, maka rusaklah jasad seluruhnya. Ingatlah, (segumpal daging) itu adalah hati”
(HR. Bukhari & Muslim)

Motivasi islam Membangun kesucian hati

Hadis diatas menerangkan kepada kita bahwa betapa besar peran hati dalam kehidupan kita. Perannya seumpama “panglima” yang dapat memberi pengaruh kepada setiap gerak kita. Hati punya peran terhadap setiap lisan yang kita keluarkan dalam berinteraksi satu sama lain, hati sangat mempengaruhi pola pikir dan perilaku kita. maka untuk menjadikan diri dapat tampil baik di dalam kehidupan ini, tiada lain yang perlu dibangun, kecuali menjaga kesucian hati.
Orang yang hatinya suci biasanya akan tercermin dari wajah yang bersangkutan. Sebagai contoh, Kita akan merasa gembira ketika melihat raut wajah seorang bayi. Bayi adalah sosok yang suci hatinya, Ia belum bergelimang dengan kehidupan, yang sehingga membuat seseorang selalu bersentuhan dengan kesalahan dan dosa. Bayi masih suci dari hal-hal yang demikian. Sehingga barang siapa yang menatap wajah seorang bayi, akan merasa rindu untuk melihatnya kembali. Demikian halnya juga dengan seseorang yang selalu menjaga agar hatinya selalu dalam keadaan suci, maka ia akan selalu di rindukan oleh teman-temannya.

Memang tidak dapat kita pungkiri bahwa dalam menjalankan kehidupan ini, kita kerap kali mengalami gesekan, benturan serta pertentangan, sehingga mengakibatkan kita menjadi bersalah, baik bersalah dengan peraturan Allah maupun bersalah sesama manusia. Oleh karenanya setiap kali kita mengalami kesalahan tersebut jangan tunda lagi untuk selalu pula memperbaikinya. Meminta ampun kepada Allah, meminta maaf kepada manusia yang hatinya telah kita sakiti. Dengan demikian kita selalu merasa ringan beban pikiran, karena tidak lagi di rudung perasaan bersalah.

Disamping meminta ampun atau meminta maaf, kita juga harus memiliki keluasan hati dalam memberikan maaf kepada orang lain yang telah menyakiti kita. Perasaan dendam justru membebani pikiran siapapun, jika yang bersangkutan tidak dapat melepaskannya. Melepaskan perasaan dendam dilakukan dengan cara merelakan diri untuk memaafkan pihak lain, meskipun yang bersangkutan tidak meminta maaf kepada kita sekalipun. Karena disaat kita mengikhlaskan diri untuk rela memaafkan siapapun, disaat itu pula perasaan kita menjadi ringan dan hati menjadi suci. “ Maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (QS 5: 13)

Sesungguhnya begitu banyak jalan yang dapat dilakukan untuk membangun kesucian hati, tapi yang jelas apapun jalan yang kita tempuh, semua itu dilakukan dengan sebuah tujuan, yaitu memperoleh Ridha dari Allah swt. Bukan karena alasan lain yang menyebabkan kita ria karenanya. Salah satu jalan yang dapat dilakukan untuk membangun kesucian hati adalah dengan meningkatkan Harapan kepada Rahmat Allah SWT. Cara ini dilakukan dengan membangun cara berfikir positif. Berpikir positif yang dimaksud adalah dengan cara kita selalu berbaik sangka kepada Allah. Setiap apapun yang terjadi dan menimpa kita harus dipandang sebagai yang terbaik bagi kita. meskipun yang mendera kita itu lazimnya sebagai musibah. Namun musibah inilah yang harus kita pandang sebagai yang terbaik diberikan Oleh Allah kepada kita. “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Alam Nasyrah : 5-6)

Dengan berasumsi demikian kita akan selalu menanam harapan di dalam hati, bahwa melalui musibah inilah Allah sebagai pencipta menguji hambanya, dan kemudian melalui peristiwa ini pula Allah akan memberikan kemudahan bagi kita. Harapan ini harus selalu ditingkatkan di dalam hati, semakin besar harapan yang ditanam maka semakin tinggi tingkat kemudahan yang akan dicapai. Dan dengan jalan menaruh harapan kepada Allah akan membuat hati kita terbebas dari syakwa sangka terhadap apa yang kita alami, sehingga hati dan pikiran menjadi bebas.

Cara selanjutnya adalah dengan jalan Meningkatkan Rasa Takut Kepada Hukuman Allah.  Seseorang yang telah membangun rasa takut akan hukuman Allah, maka ia akan selalu berupaya untuk melakukan hal-hal yang mendapat ridha dari Allah swt, sebaliknya akan selalu berusaha agar terhindar dari kegiatan yang dilarang. Dan selalu akan mengagungkan Allah dengan jalan melakukan hal-hal yang akan mendekatkan diri kepada-Nya.  “Apakah mereka merasa aman dari makar Allah, tidak ada yang merasa aman dari makar Allah selain orang-orang yang merugi” (QS. Al A’raf : 99)
Rasa takut ini kemudian membuat seseorang merasa selalu dalam pantauan yang maha mengetahui.

Dengan perasaan ini pula seseorang akan menyeleksi tindakannya, mengontrol perbuatannya, menjaga tutur katanya, yang mengakibatkan seseorang akan selalu berusaha agar kesehariannya tidak akan menjadikannya termasuk kedalam orang yang merugi. Dan setiap kali terjadi kekhilafan pada dirinya, sehingga ia menjadi maksiat, maka penyesalan akan menghampirinya, secara spontan hatinya akan menyesali perbuatan tersebut seraya berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Allah berfirman : yang artinya “Sesungguhnya Allah, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit” (QS. Ali ‘Imran ; 5)

Penulis : Nurmahdi Nurdha


Previous
Next Post »

Test